Akhirnya, Setelah 25 Tahun dalam Penantian

0
1180

Setelah 25 tahun terpisah, sekumpulan alumni Rholass Songotelu akhirnya bertemu dalam acara bertajuk reuni pada Sabtu 31 Maret 2018 lalu. Acara yang diselenggarakan di Resto Mahameru, jalan Diponegoro Surabaya ini dihadiri setidaknya 230 alumni dari 360 pendaftar yang dibuka sejak akhir Januari.

Persiapan acara tergolong singkat. Dalam 3 bulan (meralat berita di Jawapos yang menyebut 4 bulan) saja panitia berupaya membentuk korlas (koordinator kelas) lalu melakukan sosialisasi acara sekaligus mengemas acara dan beberapa games. Rapat dan pembahasan pun sempat dilakukan beberapa kali.

Petrux dan Ryne mewakili alumni SMP12 Surabaya di sesi sambutan. Ryne banyak memberi apresiasi atas jerih payah panitia dalam mewujudkan reuni. Dodik alias Petruk sempat bikin MC was-was saat menyelipkan doa berkabung untuk Alm Pak Bagio.

Menurut Haykal, Ketua Panitia Reuni Rholas’93, dirinya dan teman-teman panitia berusaha untuk mengumpulkan alumni yang saat ini berada di lokasi yang tersebar. Bagi Haykal korlas merupakan ujung tombak penyambung lidah panitia dan peserta, bahasa lainnya perpanjangan tangan panitia.

Hari berganti hari, dan bulan pun bergeser menuju Maret. Tak terasa tiba di hari yang dinanti-nantikan peserta reuni dimana persiapan telah dilakukan sedemikian rupa. Acara kebersamaan dari alumni, oleh alumni dan untuk alumni bertajuk Koncoan sampek tuwek sampek elek.

Menghindari penumpukan peserta, petugas memindai etiket tiap alumni yang didalamnya terkandung nama, kelas, dan jumlah anggota keluarga yg diajak

Sejak pukul 08.00 hilir mudik panitia dan peserta sudah tampak di area lokasi acara. Beberapa sibuk melakukan persiapan sementara yang lainnya tertegun di lorong. Maklumlah pada hari yang sama di lokasi acara juga sedang dilakukan acara akad nikah. Pagi itu ketua mengabsen sembari melakukan checking dan briefing. Selebihnya, khawatir dan was-was menyeruak dari wajah tegangnya.

Guru masa SMP. Duduk dari kiri: Pak Bambang Irawan , Bu Made , Bu Titik , Bu Murti Rahayu , Bu Ismiyati, Bu Andarwati, Bu Roosdiana, Bu Minto, Bu Sri Rasmiati, Bu Pomo, Bu Puji Rahati, Bu Antina, Bu Cahya, dan Pak Jalu

Tawa canda, sapaan dan tepukan melayang di antara mereka yang hadir. Guru-guru pun satu persatu hadir dan duduk di kursi istimewa yag disiapkan panitia di depan. Tak ingin berlama-lama, duo MC Aris (alumni kelas G) dan Varia (alumni kelas K) langsung membuka acara. Sambutan-sambutan dan kesan pesan guru dan alumni mengawali acara reuni.

Aksi Tuti, Aris, dan Varia dalam memandu acara Reuni.

Di tengah acara turut dinobatkan pula guru terfavorit, yaitu Pak Jalu dan Bu Roosdiana yang tetap menarik meski di usia ke 80 tahun. Dalam sambutannya Pak Jalu menyampaikan alasannya bersikap disiplin dengan memberikan hukuman jengkeng kepada siswa/i saat itu. Pak Jalu hanya ingin memastikan kaki alumni rholas kuat melangkah di masa depan, menjangkau nusantara dimana pembangunan harus diratakan tidak hanya di Pulau Jawa.

Heykal, Ketua panitia memberikan hadiah untuk Pak Jalu dan Bu Roosdiana sebagai guru terfavorit

Semarak acara reuni yang bertajuk Koncoan Sak lawase Sak eleke ini tidak berhemti sampai di situ. Tuti Handayani, sie acara rupanya telah menyampaikan kejutan untuk teman-temannya. Kali ini giliran peserta diajak kembali ke masa-masa sekolah dulu dalam kontes barang-barang kenangan masa SMP.

Kelas M pun terpilih sebagai kelas yang berhasil mengumpulkan barang kenangan (fosil, red.) terbanyak. Mulai kertas ulangan, kaos olah raga, jaket, Kartu pelajar dan bahkan buku LKS. Tak ayal hadiah voucher pun jatuh ke tangan kelas M sebagai hadiah.

JENGKENG. Predikat sebagai kelas terheboh tidak membuat ex siswa kelas M bergembira. Meski dapat hadiah, mereka tetap disuruh jengkeng sebagai kenangan masa hukuman SMP.
Luar biasa untuk kelas G. Agaknya reuni tak akan terlaksana jika para alumni dari kelas G tak saling berjibaku mengeluarkan dana lebih untuk penyelenggaraan ini. Walhasil, kelas G menjadi penyumbang terbesar hingga mampu menutup kebutuhan acara.
Peserta ramai-ramai menunjukkan lembar jawaban, jersey, hingga jaket masa SMP untuk mendapat gift menarik Reuni

Acara berikutnya pun tak kalah seru, karena MC mengumumkan kontes pasangan satu sekolah. Dari 5 nominasi yang diajukan hanya 3 yang bisa hadir di atas panggung. Mereka adalah pasangan Dian-Alit, Totok-Herlina, dan Yusuf-Poppy. Adu joget dan kemesraan pasangan sehidup semati ini menjadi hiburan di saat waktu mulai bergeser menuju sore.

KERICUHAN. 3 pasang alumni tercyduk berumah tangga dengan teman SMP dan diseret ke panggung. Nyaris terjadi kericuhan saat seseorang diantaranya berjoget di depan istri temannya.

Sebelum ditutup, beberapa kelas telah menyiapkan penampilan terbaiknya. Kelas I dengan line dance penuh saweran, dilanjutkan dengan goyang bareng kelas D dan nyanyi rombongan oleh kelas G. Bahkan di awal sempat ditampilkan pembacaan sajak oleh perwakilan kelas L.

Unyil (Teguh Sahlan) saat membaca puisi. Dalam kesempatan ini, alumni kelas L menjadi pemenang kontes Photo Old and New, baik kategori terbaik maupun favorit.

Pukul 14.00 acara ditutup dengan foto bersama. ‘Singkat’adalah kata-kata yang terlintas saat para alumni ini membubarkan diri. Bagi para alumni ini meski berjam-jam mereka lalui pasti tidak akan pernah cukup menggantikan 25 tahun masa perpisahaan. Beberapa dari mereka bergegas pulang kembali ke daerah asalnya sementara lainnya memilih menikmati waktu mengobrol bersama di kedai kopi bahkan berkaraoke bersama.

Bukan melulu identik dengan hura-hura, reuni membawa kesan mendalam betapa kenangan tidak dapat dibeli dan akan tetap tinggal dalam ingatan. Melihat kondisi masjid sekolah yang sedang dipugar, alumni Rholas 93 memberikan donasi berupa sumbangan pembangunan masjid senilai Rp. 2,500,000,00 dan dana kesiswaan senilai Rp. 2,500,000,00 yang diserahkan beberapa hari kemudian.

Reportase : Andri Suryandari 3E
Editor : Novi kelas 3i

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini